judi online di Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat (Ejaan Aceh: Acèh Barat, Jawoe: اچيه بارت) merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat memiliki luas wilayah .. km atau .. Ha dan merupakan komponen kawasan pantai Barat dan Selatan pulau Sumatra yang memrentang dari barat ke Timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh km.

gabungsbo

Sesudah dimekarkan luas kawasan menjadi ., km dan pada akhir tahun mempunyai penduduk sebanyak . jiwa.



Sejarah



Masa kesultanan Aceh



Kawasan bagian barat Kerajaan Aceh Darussalam mulai dibuka dan dibangun pada abad ke- atas prakarsa Sultan Saidil Mukamil (Sultan Aceh yang hidup antara tahun -), kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda (Sultan Aceh yang hidup tahun -) dengan mendatangkan orang-orang Aceh Rayeuk dan Pidie.



Tempat ramai pertama merupakan di teluk Meulaboh (Pasi Karam) yang diperintah oleh seorang raja yang bergelar Teuku Keujruen Meulaboh, dan Negeri Kekuatan (Kecamatan Jaya) yang pada akhir abad ke- sudah berdiri sebuah kerajaan dengan rajanya ialah Sultan Salatin Alaidin Riayat Syah dengan gelar Poteu Meureuhom Energi.



Dari perkembangan selanjutnya, wilayah Aceh Barat diakhir abad ke- sudah berkembang menjadi beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh Uleebalang, yakni: Kluang; Lamno; Kuala Lambeusoe; Kuala Tenaga; Kuala Unga; Babah Awe; Krueng No; Metode' Mon; Lhok Kruet; Babah Nipah; Lageun; Lhok Geulumpang; Rameue; Lhok Rigaih; Krueng Sabee; Teunom; Panga; Woyla; Bubon; Lhok Bubon; Meulaboh; Seunagan; Tripa; Seuneu'am; Tungkop; Beutong; Pameue; Teupah (Tapah); Simeulue; Salang; Leukon; Sigulai.



Silsilah Raja Meulaboh



Raja-raja yang pernah bertahta di kehulu-balangan Kaway XVI hanya dapat dilacak dari T. Tjik Pho Rahman, yang kemudian digantikan oleh buah hatinya yang bernama T. Tjik Masaid, yang kemudian diganti oleh buah hatinya lagi yang bernama T. Tjik Ali dan digantikan buah hatinya oleh T. Tjik Abah (sementara) dan kemudian diganti oleh T. Tjik Manso yang memiliki tiga orang buah hati yang tertua menjadi Raja Meulaboh bernama T. Tjik Raja Nagor yang pada tahun meninggal dunia sebab diracun, dan kemudian digantikan oleh adiknya yang bernama Teuku Tjik Ali Akbar, sementara buah hati T. Tjik Raja Nagor yang bernama Teuku Raja Neh, masih kecil.



Saat Teuku Raja Neh (ayah dari H.T. Rosman. eks Bupati Aceh Barat) buah hati dari Teuku Tjik Raja Nagor besar ia menuntut supaya kerajaan dikembalikan kepadanya, tetapi T. Tjik Ali Akbar yang dekat dengan Belanda bahkan mengfitnah Teuku Raja Neh sakit edan, sehingga menyebabkan T. Raja Neh dibuang ke Sabang.



Pada tahun ketika Jepang masuk ke Meulaboh, T. Tjik Ali Akbar dibunuh oleh Jepang bersama dengan Teuku Ben dan pada tahun , mayatnya baru ditemukan di bekas Tangsi Belanda atau sekarang di Asrama tentara Desa Suak Indrapuri, kemudian Meulaboh diperintah para Wedana dan para Bupati dan kemudian pecah menjadi Aceh Selatan, Simeulue, Nagan Raya, Aceh Jaya. (teuku dadek)



Dimasa penjajahan Belanda, melalui suatu perjanjian (Korte Verklaring), diakui bahwa masing-masing Uleebalang dapat melakukan pemerintahan sendiri (Zelfsbestuur) atau swaparaja (landschap). Oleh Belanda Kerajaan Aceh disusun menjadi Gouvernement Atjeh en Onderhorigheden (Gubernemen Aceh dan Daerah Taklukannya) dan berikutnya dengan dibentuknya Gouvernement Sumatra, Aceh dihasilkan Keresidenan yang dibagi atas beberapa kawasan yang disebut afdeeling (provinsi) dan afdeeling dibagi lagi atas beberapa onderafdeeling (kabupaten) judi bola dan onderafdeeling dibagi menjadi sebagian landschap (kecamatan).



Penjajahan Belanda



Mesjid Agung Meulaboh



Aceh Barat sungguh-sungguh berhubungan dengan sejarah Meulaboh, Ibu kota Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari Kecamatan Johan Pahlawan, sebagian Kaway XVI dan beberapa Kecamatan Meureubo merupakan salah satu Kota yang paling tua di belahan Aceh komponen Barat dan Selatan. Berdasarkan HM.Zainuddin dalam Bukunya Tarih Atjeh dan Nusantara, Meulaboh dulu dikenal sebagai Negeri Pasir Karam. Nama hal yang demikian kemungkinan ada kaitannya dengan sejarah terjadinya tsunami di Kota Meulaboh pada masa lalu, yang pada tanggal Desember terjadi kembali.



Meulaboh sudah berumur tahun terhitung dari dikala naik tahtanya Sultan Saidil Mukamil (-), catatan sejarah menunjukan bahwa Meulaboh sudah ada semenjak Sultan hal yang demikian berkuasa.



Pada masa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (-), demikian HM.Zainuddin negeri itu ditambah pembangunannya. Di Meulaboh waktu itu dibuka perkebunan merica, tetapi negeri ini tak demikian itu ramai karena belum dapat menandingi Negeri Singkil yang banyak disinggahi kapal dagang untuk mengambil beban kemenyan dan kapur barus. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Djamalul Alam, Negeri Pasir Karam kembali ditambah pembangunannya dengan pembukaan kebun lada. Untuk mengolah kebun-kebun itu didatangkan orang-orang dari Pidie dan Aceh Besar.



Karesidenan Aceh



Seluruh kawasan Keresidenan Aceh dibagi menjadi (empat) afdeeling yang salah satunya adalah Afdeeling Westkust van Atjeh atau Aceh Barat dengan ibu kotanya Meulaboh. Afdeeling Westkust van Atjeh (Aceh Barat) yaitu suatu daerah administratif yang playsbo mencakup wilayah sepanjang pantai barat Aceh, dari gunung Geurutee sampai tempat Singkil dan kepulauan Simeulue serta dibagi menjadi (enam) onderafdeeling, merupakan:



Meulaboh dengan ibu kota Meulaboh dengan Landschappennya Kaway XVI, Woyla, Bubon, Lhok Bubon, Seunagan, Seuneu'am, Beutong, Tungkop dan Pameue;

Tjalang dengan ibu kota Tjalang (dan sebelum tahun ibu kotanya adalah Lhok Kruet) dengan Landschappennya Keluang, Kuala Daya, Lambeusoi, Kuala Unga, Lhok Kruet, Patek, Lageun, Rigaih, Krueng Sabee dan Teunom;

Tapaktuan dengan ibu kota Tapak Tuan;

Simeulue dengan ibu kota Sinabang dengan Landschappennya Teupah, Simalur, Salang, Leukon dan Sigulai;

Zuid Atjeh dengan ibu kota Bakongan;

Singkil dengan ibu kota Singkil.

Penjajahan Jepang

Di zaman penjajahan Jepang ( - ) struktur wilayah administrasi ini tak banyak berubah kecuali penggantian nama dalam bahasa Jepang, seperti Afdeeling menjadi Bunsyu yang dikepalai oleh Bunsyucho, Onderafdeeling menjadi Gun yang dikepalai oleh Guncho dan Landschap menjadi Son yang dikepalai oleh Soncho.



Masa kemerdekaan



Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, menurut Undang-undang Nomor (Drt) Tahun seputar penyusunan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Provinsi Sumatra Utara, wilayah Aceh Barat dimekarkan menjadi (dua) Kabupaten ialah Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat dengan Ibu kota Meulaboh terdiri dari tiga wilayah ialah Meulaboh, Calang dan Simeulue, dengan jumlah kecamatan sebanyak (sembilan belas) kecamatan yakni Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Setia Bakti; Sampoi Niet; Jaya; Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang. Sedangkan Kabupaten Aceh Selatan, meliputi kawasan Tapak Tuan, Bakongan dan Singkil dengan ibu kotanya Tapak Tuan.



Pada tahun Kabupaten Aceh Barat dimekarkan lagi menjadi (dua) Kabupaten, yaitu judi online Kabupaten Aceh Barat mencakup kecamatan Kaway XVI; Johan Pahlwan; Seunagan; Kuala; Beutong; Darul Makmur; Samatiga; Woyla; Sungai Mas; Teunom; Krueng Sabee; Loyal Bakti; Sampoi Niet; Jaya dengan ibu kotanya Meulaboh dan Kabupaten Adminstrtif Simeulue mencakup kecamatan Simeulue Timur; Simeulue Tengah; Simeulue Barat; Teupah Selatan dan Salang dengan ibu kotanya Sinabang.



Kemudian pada tahun berdasarkan Undang-undang Daerah Nomor , Kabupaten Aceh Barat dimekarkan dengan menambah (enam) kecamatan baru adalah Kecamatan Panga; Arongan Lambalek; Bubon; Pantee Ceureumen; Meureubo dan Seunagan Timur. Dengan pemekaran ini Kabupaten Aceh Barat mempunyai (dua puluh) Kecamatan, (tujuh) Kelurahan dan Desa.


sbobetasia di Kabupaten Aceh Barat


Berikutnya pada tahun Kabupaten Aceh Barat daratan yang luasnya .. Ha, kini sudah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten merupakan Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat dengan dikeluarkannya Undang-undang No. Tahun .



Geografi



Sebelum pemekaran, Kabupaten Aceh Barat memiliki luas wilayah .. km atau .. hektare dan secara astronomi terletak pada °'-°' Lintang Utara dan °' Bujur Timur dan merupakan komponen wilayah pantai barat dan selatan kepulauan Sumatra yang memrentang dari barat ke timur mulai dari kaki Gunung Geurutee (perbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar) sampai kesisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh Km.



Dewan Perwakilan



Tulisan utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Barat

DPRK Aceh Barat mempunyai orang anggota yang dipilih secara seketika dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali. Member DPRK Aceh Barat yang saat ini menjabat yaitu hasil Pemilu yang menjabat untuk jangka waktu - semenjak Agustus . DPRK Aceh Barat dipimpin oleh satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik tempat duduk dan suara terbanyak. Pimpinan DPRK Aceh Barat jangka waktu - dijabat oleh Samsi Barmi dari Partai Aceh sebagai Ketua, Ramli dari Partai Amanat Nasional sebagai Wakil Ketua I, dan Kamaruddin dari Partai Golongan Karya sebagai Wakil Ketua II. Berikut ini ialah komposisi member DPRD Kabupaten Aceh Barat dalam dua jangka waktu terakhir.



Kecamatan



Tulisan utama: Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat memiliki kecamatan dan gampong dengan kode pos - (dari sempurna kecamatan dan . gampong di semua Aceh). Pada tahun , jumlah penduduk di kawasan ini yakni . jiwa (dari penduduk segala Aceh yang berjumlah .. jiwa) yang terdiri atas . pria dan . wanita (seks rasio ,). Dengan luas tempat . ha (dibanding luas semua provinsi Aceh .. ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah jiwa/km (dibanding kepadatan provinsi jiwa/km). Pada tahun , jumlah penduduknya sebesar . judi bola jiwa dengan luas areanya ., km dan sebaran penduduk jiwa/km.



Program strategis pembangunan daerah



Pembangunan Kabupaten Aceh Barat mencakup seluruh aktivitas pembangunan tempat dan sektoral yang dikelola oleh pemerintah bersama masyarakat. Titik berat pembangunan diletakan pada bidang ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan perluasan pertanian dalam arti luas sebagai pemrakarsa utama pembangunan yang saling terkait secara terpadu dengan bidang-bidang pembangunan lainnya dalam suatu kebijakan pembangunan. Maka diatur prioritas pembangunan sebagai berikut:




  1. Meningkatkan sistem kerja Syariat Islam, peran ulama dan adat istiadat.

  2. Peningkatan Sumber Tenaga Manusia.

  3. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.

  4. Meningkatakan aksesibilitas tempat.

  5. Meningkatkan pendapatan daerah.





Lambang daerah



Lambang tempat Kabupaten Aceh Barat dikendalikan berdasarkan Undang-undang Daerah Kabupaten Aceh Barat No. Tahun Tanggal Nopember perihal Lambang Tempat Kabupaten Tempat Tingkat II Aceh Barat dan telah mendapatkan peresmian dari Menteri Dalam Negeri menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor Pem.///- Tanggal Mei serta telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Aceh Barat Nomor Tahun Tanggal Januari .



Lambang Kabupaten Aceh Barat memiliki penangkis berbentuk kubah masjid yang berisi lukisan lukisan dengan wujud, warna dan perbandingan ukuran tertentu dan memiliki maksud serta makna sebagai berikut:



Penangkis berbentuk kubah masjid, melambangkan ketahanan Nasional dan kerukunan yang dijiwai oleh semangat keagamaan;

Bintang persegi lima, melambangkan falsafah negara, Pancasila;

Kupiah Meukeutop, melambangkan kepemimpinan;

Dua tangkai kiri kanan yang mengapit Kupiah Meukeutop terdiri dari kapas, padi, kelapa dan cengkih, melambangkan kesuburan dan kemakmuran tempat;

Rencong, melambangkan jiwa patriotik/kepahlawanan rakyat;

Kitab dan Kalam, melambangkan ilmu pengetahuan dan peradaban;

Artikel "Aceh Barat" mengandung arti bahwa segala faktor hal yang demikian di atas terdapat di dalam Kabupaten Aceh Barat.

Lambang Daerah ini dipakai sebagai merek bagi perkantoran pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan ;



Sebagai petanda batas wilayah Kabupaten Aceh Barat dengan Kabupaten lainnya.

Sebagai cap atau stempel jabatan dinas.

Sebagai lencana yang digunakan oleh pegawai pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang sedang menjalankan tugasnya.

Sebagai panji atau bendera diterapkan oleh suatu rombongan yang mewakili atau atas nama pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan dapat dipergunakan pada tempat-tempat upacara resmi, pintu gerbang dan lain sebagainya.

Lambang tempat Kabupaten Aceh Barat ini dilarang diaplikasikan jikalau bertentangan dengan Undang-undang Tempat Nomor Tahun dan barang siapa yang melanggarnya dapat dikenakan sanksi selama-lamanya bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. ..- (sepuluh ribu rupiah).



Meulaboh



Kota Meulaboh yaitu ibu kota dari Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Indonesia. Kota ini terletak sekitar km tenggara Kota Banda Aceh di Pulau Sumatra. Meulaboh ialah kota kelahiran Pahlawan Nasional Teuku Umar Johan Pahlawan. Meulaboh yaitu salah satu zona terparah akibat musibah tsunami yang dipicu oleh gempa bumi Samudra Hindia . Pekerjaan sebagian besar penduduknya mencerminkan kehidupan perkotaan, merupakan perdagangan dan jasa.



Sejarah



Pantai Batu Putih di Meulaboh

Penamaan Meulaboh diduga kuat terkait dengan letaknya yang berdekatan dengan laut dan dapat dilaboh pukat ataupun melabuhkan kapal. H. M. Zaninuddin dalam buku Tarich Atjeh dan Nusantara mencatat, kawasan ini awalnya dikenal sebagai Negeri Pasir Karam.



Berdasarkan sebagian pendapat, Negeri Pasir Tenggelam diperkirakan telah ada sejak abad ke- atau pada masa pemerintahan Sultan Sultan Saidil Mukamil (-). Pada waktu itu mulai dibuka perkebunan merica, melainkan negeri ini tak demikian itu ramai sebab belum dapat menandingi Negeri Singkil yang banyak disinggahi kapal dagang untuk memuat kemenyan dan kapur barus.[butuh referensi]



Adapun penamaan Negeri Pasir Tenggelam menjadi Meulaboh, sebagaimana yang ditunjukkan Zainuddin dalam bukunya, berhubungan erat dengan kisah pendaratan sejumlah pendatang dari Minangkabau. Kata "Meulaboh" sendiri dalam Kamus Aceh-Indonesia yang disusun oleh Aboe Bakar, dkk berarti: "berlabuh" atau "daerah berlabuh". Menurut anggapan versi ini, semenjak itulah Negeri Pasi Karam lambat laun dikenal dengan nama Meulaboh, yaitu dikait-kaitkan dengan kisah pendaratan pendatang dari Minangkabau hal yang demikian.



Pada bentang waktu Kolonial Belanda, Meulaboh menjadi sentra administrasi dan sekalian sebagai pusat perdagangan untuk Atjeh Westkust/ Westkust Van Atjeh. Masa kemerdekaan, Meulaboh menjadi salah satu wilayah administrasi yang dibentuk pada tahun . Kawasan administratif kota Meulaboh sendiri yang meliputi perkampungan/desa: Pasar Aceh, Pentas, Kampung Belakang, Kampung Pasir, Kampung Suak Indrapuri. Administrasi kota ini langsung di bawah Bupati selaku kepala daerah TK II Aceh Barat.( Teuku Dadek dan Hermansyah, : -)



Walaupun, wilayah administratif kabupaten Aceh Barat dibentuk pada tahun , hal hal yang demikian menurut UU Darurat (Drt) Nomor tahun perihal “Penyusunan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatra Utara” Pada UU ini kawasan Aceh Barat dimekarkan menjadi Kabupaten merupakan: Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat dengan ibu kota Meulaboh terdiri dari Kecamatan yakni: Johan pahlawan, Samatiga, Arongan Lambalek, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, Kaway XVI, Meureubo, Pante Ceureumeun, Panton Reu, dan Sungai Mas. UU Darurat (Drt) Nomor Tahun kemudian diresmikan menjadi UU Nomor tahun , hal ini berkenaan dengan impian pemerintah dalam usahanya meninjau kembali penyusunan-penyusunan tempat otonom Provinsi sesuai dengan keinginan dan kehendak rakyat di daerahnya masing-masing. (Teuku Dadek dan Hermansyah, : -)



Semenjak dibatasi menjadi Kabupaten Aceh Barat pada tahun , kota Meulaboh sebagai sentra administratif mengalami perubahan dalam perkembangannya, salah satunya pada aspek infrastruktur. Perkembangan pembangunan daerah pasca kemerdekaan hingga kini mengalami perubahan yang signifikan terlebih pasca musibah gempa bumi dan tsunami. Banyak infrastruktur di kota Meulaboh dibangun kembali, bagus jalan, jembatan, sarana dan prasarana kota, gedung sekolah, dan sebagainya. Infrastruktur di kota Meulaboh jauh lebih membaik, hal ini sungguh-sungguh berdampak terhadap sosial ekonomi,sebab seandainya infrastruktur seperti jalan dan jembatan relatif bagus maka transportasi untuk jalan masuk ke kota Meulaboh pun lancer, sehingga pertumbuhan terhadap sosial ekonomi semakin cepat berkembang.



Silsilah Raja Meulaboh



Surya terbenam di Meulaboh



Raja-raja yang pernah bertahta di kehulu-balangan Kaway XVI cuma dapat dilacak dari T. Tjik Pho Rahman, yang kemudian digantikan oleh buah hatinya yang bernama T.Tjik Masaid, yang kemudian diganti oleh buah hatinya lagi yang bernama T.Tjik Ali dan digantikan buah hatinya oleh T.Tjik Abah (sementara) dan kemudian diganti oleh T.Tjik Manso yang memiliki tiga orang buah hati yang tertua menjadi Raja Meulaboh bernama T.Tjik Raja Nagor yang pada tahun meninggal dunia karena diracun, dan kemudian digantikan oleh adiknya yang bernama Teuku Tjik Ali Akbar, sementara buah hati T.Tjik Raja Nagor yang bernama Teuku Raja Neh, masih kecil.



Dikala Teuku Raja Neh (ayah dari H.T.Rosman. eks Bupati Aceh Barat) buah hati dari T. Tjik Raja Nagor besar dia menuntut agar kerajaan dikembalikan kepadanya, tetapi T.Tjik Ali Akbar yang dekat dengan Belanda malah mengfitnah T. Raja Neh sakit edan, sehingga menyebabkan T Raja Neh dibuang ke Sabang.



Pada tahun Jepang masuk ke Meulaboh, T.Tjiek Ali Akbar dibunuh oleh Jepang bersama dengan Teuku Ben, Keujreun Polem dan pada tahun , mayatnya baru ditemukan di bekas Tangsi Belanda atau kini di Asrama tentara Desa Suak Indrapuri. Berikutnya Meulaboh disuruh para Wedana dan para Bupati lalu pecah menjadi Aceh Selatan, Simeulue, Nagan Raya, Aceh Jaya.



judi online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *